Rabu, 30 Desember 2009

Tulisan Naratif 5

Bisnis Kecil yang Menghasilkan,,


          Awalnya memang terlihat mustahil bila menjalankan usaha ini. Seperti tak menjajikan keuntungan yang besar bila dijalankan. Bisa kita katakan ini bisnis musiman, karna mereka ada pada waktu-waktu tertentu mengikuti selera konsumsi masyarakat. Tak seperti penjual es pada umumnya yang menjual es sirup yang biasa berjualan di depan-depan sekolah, yang menggunakan modal sendiri dari mulai gerobak yang digunakan untuk berjualan sampai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es yang akan dijual. Penjual es yang satu ini lebih terorganisir dan bila ditekuni dengan baik pendapatan yang diperoleh pun bisa dikatakan tak seimbang dengan kerja yang dilakukan oleh mereka yang hanya membuatkan es dengan berbagai aneka bahan tambahan yang mereka sediakan.

          Kita semua pasti sudah tahu dengan penjual es blender, yang biasa menggunakan “POP ICE” sebagai bahan pokoknya. Ya,, di beberapa daerah kecil di ibu kota Jakarta, usaha ini seperti menjamur dibeberapa tempat. Awalnya saya kira usaha ini benar-benar murni modal sendiri, tapi tidak untuk dibeberapa tempat. Usaha ini memang lebih terfokus pada kalangan menengah kebawah. Disuatu tempat dipojok ibu Kota, dari beberapa sumber yang mau berbagi cerita dengan saya mengatakan bahwa usaha kecil mereka dibiayai oleh seseorang dengan modal yang cukup. Bahan baku dan gerobak untuk berjualan diberikan oleh sang pemodal. System keuntungan dibagi dua oleh para pemodal dan si penjual “POP ICE”. Ya,, system ini diberlakukan oleh beberapa pemodal, namun ada juga system yang berbeda yang diberlakukan oleh sipemodal sesuai dengan kesepakatan mereka berdua. Terorganisir dengan baik bukan..?!


          Persaingan pun pasti sangat ketat. Strategi perdagangan pun menjadi lebih beraneka ragam. Perang harga pun sudah pasti terjadi. Berbagai cara dilakukan untuk menarik banyak para pelanggan, Karena dengan berjejernya warung-warung kecil yang tertata rapi dipinggir jalan, tentu saja membuat persaingan pun semakin ketat. Namun, ada juga beberapa pedagang yang berjualan dengan modal sendiri. Serta ada pula pedagang yang berjualan di pusat perbelanjaan. Harga pun juga disesuaikan dengan tempat mereka berdagang. Isi yang standar pada pedagang-pedagang yang bertempat di pemukiman kecil (menengah kebawah) yaitu hanya “POP ICE” yang di blender dengan es batu saja. Yaaa,, paling mentok dengan sedikit tambahan coklat seres yang harganya sekitar Rp.1500 (dengan menggunakan pelastik untuk pengemasannya) dan Rp.2000 - Rp.2500 (dengan menggunakan gelas pelastik plus tambahan chocochips dan keju). Begitulah kang Narto mentargetkan harga pada setiap pelanggannya. Namun, berbeda dengan tempat-tempat yang agak sedikit berkelas, aneka topping disediakan disana. Dengan harga yang lebih tentunya.

          Kerja yang sangat mudah dengan modal yang tak begitu besar serta dapat bersantai-santai berkumpul dengan keluarga bila berdagang di rumah, menjadi alasan khusus bagi para ibu rumah tangga menengah kebawah untuk mengisi waktu luang mereka dan sudah pasti untuk menambah uang belanja mereka. Namun tak disangka-sangka usaha kecil yang tak menguras tenaga ini menarik perhatian masyarakat yang umumnya anak-anak. Tak henti-hentinya sang penjual membuatkan minuman untuk para pelanggan. Pemandangan ini dapat terlihat pada setiap warung kecil yang berjejer di pinggir jalan. Cukup mencengangkan bukan.,, dengan sebuah gerobak kecil dan modal yang tak begitu besar dapat menambah pendapatan keluarga dan memperoleh keuntungan yang cukup untuk sehari-hari.