Sabtu, 17 Oktober 2009

perilaku konsumen 1



“ Perilaku Konsumen menjelang Hari Raya Idul Fitri “

            Masyarakat Indonesia hampir seluruhnya merayakan hari raya Idul Fitri. Pada umumnya ada beberapa sikap atau perilaku masyarakat yang cenderung berbeda dibanding hari – hari biasanya. Bahkan perilaku masyarakat pada menjelang hari raya sudah bisa dikatakan menjadi kebiasaan atau tradisi yang telah terbiasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang ikut merayakan hari raya Idul Fitri.
            Membeli pakaian, seperti pakaian muslim ataupun pakaian yang baru. Hal tersebut adalah salah satu contoh yang sering dilakukan oleh masyarakat pada menjelang hari raya. Masyarakat berbondong – bondong memenuhi pusat perbelanjaan untuk membeli pakaian yang akan dipakai pada hari raya. Contoh lain perilaku konsumen yang sering dilakukan oleh masyarakat menjelang hari raya adalah seperti membuat aneka kue lebaran. Baik bahan untuk pembuat kue ataupun aneka kue yang sudah siap saji tersedia di berbagai pusat perbelanjaan. Satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah ketupat dan opor ayam. Hidangan ini seperti sudah menjadi kewajiban yang harus ada setiap tahunnya bagi masyarakat yang pada umumnya merayakan hari raya Idul Fitri. Permintaan akan ayam sebagai bahan pokok untuk membuat opor meningkat dibandingkan dengan hari – hari biasanya, serta pedagang janur bahan untuk membuat ketupat banyak terdapat di setiap pasar.
            Kebiasaan membeli pakaian baru, membuat aneka kue lebaran, ketupat dan opor adalah beberapa contoh perilaku konsumen menjelang hari raya Idul Fitri. Seperti sudah tradisi, pola konsumen masyarakat seperti itu telah menjadi kebiasaan tersendiri bagi masyarakat yang merayakan hari raya Idul Fitri. Tidak hanya itu saja, perilaku konsumen lainnya yang biasa terjadi menjelang hari raya adalah “ Pulang Kampung “. Jauh – jauh hari masyarakat sudah membeli tiket untuk transportasi mereka. Loket – loket yang menjual tiket kendaraan ramai di penuhi para pemudik yang akan memesan tiket untuk keberangkatan mereka ke kampung halaman. Kelas sosial pun menjadi salah satu faktor yang membedakan mereka dalam melaksanakan tradisi ini. Bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih, mereka lebih memilih menggunakan jalur transportasi udara dibanding jalur transportasi darat dan laut yang sudah pasti akan memakan waktu yang cukup lama dalam perjalanan mencapai kota tujuan. Sebaliknya, masyarakat yang berpenghasilan cukup atau rendah pada umumnya mereka lebih memilih menggunakan jalur transportasi darat dan laut,seperti kereta api, kapal laut, bus, atau bahkan tidak sedikit yang menggunakan kendaraan pribadi untuk pulang ke kampung halaman mereka. Pemandangan jalan – jalan yang di penuhi oleh kendaran pun sudah menjadi pemandangan yang biasa terjadi beberapa hari baik menjelang hari raya maupun sesudah hari raya.
Salam tempel, THR atau uang lebaran juga ikut meramaikan tradisi pada hari raya Idul Fitri. Kebiasaan memberikan uang lebaran pada sanak saudara yang masih kecil adalah salah satu kebiasaan yang tidak dilupakan juga oleh masyarakat pada umumnya. Beberapa hari menjelang hari raya bank – bank dipenuhi oleh para nasabahnya yang datang untuk menukarkan uang untuk dibagikan sebagai uang lebaran pada hari raya. Permintaan akan uang kecil atau “receh” pun mengalami peningkatan yang sangat tinggi.
            Penuhnya loket – loket, ramainya jalan – jalan, serta penuhnya bank – bank sudah biasa terjadi dan seolah telah menjadi pemandangan yang biasa setiap tahunnya menjelang hari raya, dengan nuansa yang berbeda dan aneka makanan serta kue – kue yang khas yang hanya ada pada saat atau menjelang hari raya Idul Fitri.

0 komentar:

Posting Komentar